Minggu, 16 November 2008

ARMADA KETIKA HUJAN TIBA:SEBUAH UPAYA RINGAN MENGATASI BANJIR KOTA MEDAN

Hari Minggu/16 Nopember 2008 harian Analisa secara khusus menurunkan tulisan tentang banjir di kota Medan (rubrik Jentera, hal 18 dan 19). Mau dan Mampukah Pemerintah Mengatasi Banjir?, demikian salah satu tulisan oleh Guntur AS dari tujuh judul tulisan yang dimuat. Apa yang menjadi pemikiran dalam tulisan pada harian ini tentu sangat positif untuk dimaknai oleh warga kota Medan, mengingat bahwa permasalahan banjir pada bulan-bulan ini merupakan persoalan yang menyita tidak saja pikiran tetapi juga aspek psikis. Dalam kesehariannya warga kota Medan dibayangi kemungkinan terjadinya banjir.

Dari berbagai info yang diberikan tentang daerah yang dianggap kritis di kota Medan, perlu mendapat perhatian secara serius oleh Pemerintah Kota Medan. Dalam kaitan ini tentu tidak hanya sisi kelembagaan oleh Pemerintah, namun membangun kesiapan masyarakat dalam mengatasi berbagai kemungkinan kerugian akibat banjir. Oleh karena itu diharapkan Pemko Medan dalam hal ini terutama adalah Dinas Pekerjaan Umum harus senantiasa secara konseptual antisipatif terhadap terjadinya banjir di kota Medan.

Apa yang menjadi pemikiran dari yang disampaikan oleh harian Analisa tersebut, sepertinya luput dari investigasi secara khusus kepada PU Kota Medan. Pokok pikiran tentang secara konseptual tentang DAS di Medan memang adalah tepat, namun apa yang menjadi kegiatan secara konseptual yang dilaksanakan Dinas Teknis pada tatatan kota Medan perlu menjadi perhatian.

Memang dalam waktu belakangan ini ada keterlambatan berbagai kegiatan PU kota Medan. Sebagai ilustrasi bahwa kegiatan yang harus diantisipiasi oleh masyarakat adalah tentang letak titik-titik genangan yang terjadi di Medan. Pemko dalam hal ini PU Kota Medan harus terus menerus mengkaji berbagai kemungkinan terjadinya titik-titik genangan dan dinfokan secara terus-menerus kepada warga kota. Sebab dengan diketahui letak yang pasti, maka pada secara bersama-sama Pemerintah dengan masyarakat akan membersihkan kemungkinan bottleneck di tempat-tempat tertentu di lokasi terjadinya titik-titik genangan tersebut.

Adalah tepat diusulkan kepada PU jika membersihkan parit jangan membiarkan tanah, sampah, lumpur diletakkan di sekitar parit tidak langsung diangkut, yang sewaktu-waktu saat hujan terjadi maka semua atau sebagian bahan sedimentasi yang telah diambil dari parit tersebut masuk kembali ke parit. Tetapi alangkah baiknya jika hasil pembersihan parit tersebut dimasukkan kedalam plastik, goni atau wadah yang relatif kedap dan langsung diangkut oleh mobil pengangkut untuk itu. Kemudian memang ini harus dilakukan secara kontinu. Pemko Medan harus memberikan alokasi anggaran yang relatif besar terhadap upaya tersebut.

Apa yang ditempuh Pemko memberdayakan potensi aparat Pemko pada tingkat Kecamatan untuk mengelola drainase di daerahnya hemat kita sebenarnya kurang tepat, walaupun kepada pihak Camat diberikan sosialisasi teknis. Adalah sangat tepat jika PU yang harus diupayakan lebih optimal untuk mengelola permasalahan drainase kota Medan. Kita berharap memang mungkin efisiensi dan efektifitasnya harus ditingkatkan.

Tentang pemberdayaan optimal tersebut, suatu kali ketika terjadi hujan di kota Medan, dalam bayangan saya pada saat terjadi hujan ada armada yang turun memperhatikan dan langsung membereskan misalnya terjadinya sumbatan yang terjadi di sekitar jalan dengan cara pemompaan dan lain sebagainya. Armada langsung membawa alat lengkap dengan pakaian uniform untuk itu. Jadi tidak seperti selama ini bahwa pegawai yang harus bertanggung jawab terhadap itu tidak ada di lapangan. Atau memang belum terpikir untuk menyediakan armada untuk itu.